Training CCNA Hari9 || Network Troubleshooting.
Assalamualaikum Wr.Wb
pada kesempatan kali ini saya akan membahas apa yang sudah tadi dibahas pada training CCNA di BLC telkom Klaten,tentang Network Troubleshooting.
1.Pengertian
Troubleshooting adalah suatu cara untuk mencari,menemukan,dan memperbaiki masalah.
2.Latar belakang
karena mungkin banyak masalah pada jaringan yang harus dibenahi.
3.Maksud dan tujuan
Untuk memperbaiki masalah yang terjadi pada jaringan.
4.Pembahasan
Karena masalah-masalah jaringan yang serius dapat mengindikasikan adanya masalah kinerja dari sebuah jaringan sehingga dengan perhatian yang lebih serius dapat membantu mengetahuinya lebih dini sebelum menjadi masalah yang lebih serius.
Hal-hal yang sering terjadi dalam jaringan di antaranya adalah:
1.Masalah Konektivitas
Masalah konektivitas yang sering terjadi meliputi:
a. Kehilangan Konektivitas (Loss of connectivity ), kehilangan konektivitas biasanya terjadi akibat adanya kerusakan pada hardware atau pun kesalahan pada settingan software-nya.
b. Konektivitas terputus-putus atau tidak stabil (Intermittent connectivity), Kendati para pengguna memiliki akses ke sumber daya jaringan beberapa kali tetapi kadangkala masih menghadapi koneksi jaringan yang 'mati' (periods of downtime)
c. Masalah Timeout menyebabkan kehilangan konektivitas (loss of connectivity)
tetapi lebih sering dihubungkan dengan kinerja jaringan yang buruk.
2.Masalah Kinerja Jaringan
Jaringan memiliki masalah kinerja ketika tidak dapat beroperasi secara efektif.Beberapa masalah kinerja yang bersifat sewaktu-waktu muncul seperti duplikasi alamat dan laju utilisasi jaringan yang selalu konsisten tinggi dapat saja terjadi. Jika secara teratur jaringan diperiksa untuk masalah kinerja, dapat memperpanjang fungsi konfigurasi jaringan yang ada dan merencanakan peningkatan kualitas jaringan agar dampak dari masalah tersebut tidak mengganggu terhadap produktivitas pengguna.
Pendekatan Ke Troubleshooting
Memilih pendekatan troubleshooting
1.Top Down,Sesuai dengan namanya, pemilihan saham dengan pendekatan top-down berangkat dari analisa tren makroekonomi secara keseluruhan yang kemudian mengerucut ke analisa sektor/industri sebelumnya akhirnya bermuara pada analisa emiten/saham.
2.Bottom up,Berbeda dengan pendekatan top-down, pemilihan saham dengan pendekatan bottom-up mengesampingkan analisa ekonomi dan siklus pasar. Pendekatan bottom-up berfokus pada analisa atas masing-masing saham. Dengan pendekatan ini, manajer investasi tidak memfokuskan perhatiannya pada sektor industri atau kondisi perekonomian secara keseluruhan, melainkan pada satu-persatu emiten.
3.Divide-and conquer,merupakan algoritma yang sangat populer di dunia Ilmu Komputer. Divide and Conquer merupakan algoritma yang berprinsip memecah-mecah permasalahan yang terlalu besar menjadi beberapa bagian kecil sehingga lebih mudah untuk diselesaikan.
mungkin tidak banyak yang saya bahas kali ini ,apabila ada salahnya saya minta maaf,dan terimakasih.
referensi:
-review_netess_instructor materials_chapter9.pptx
-www.portalreksadana.com/node/640
Comments
Post a Comment